Minggu, 20 September 2009

belajar musik klasik

Tips Belajar Music Classic

Di negeri ini sebagian besar musisi yang sukses dalam industri musik adalah seorang otodidak. Sementara musisi akademis sangat jarang terlihat. Betulkah persoalan otodidak vs akademis adalah persoalan hitam vs putih? Tentu tidak sesederhana itu. Tetapi persoalan itu akan dibahas lain kali. Tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka yang mengaku otodidak sebenarnya juga menggunakan ilmu-ilmu akademis meskipun tanpa disadarinya.

Persoalan otodidak-akademis adalah persoalan duluan mana antara ayam-telur. Maka mari singkirkan dahulu perdebatan tentang “ayam-telur” tersebut. Yang lebih penting kali ini adalah bagaimana menjadi seorang otodidak yang sukses? (tentu saja kata sukses disini bukan berarti sukses secara materi tetapi sukses mendapat ilmu tarian jawa).

Syarat utama untuk seorang otodidak adalah kemauan keras. Karena untuk mendapatkan sebuah ilmu seseorang otodidak harus “mencari sendiri”. Berbeda dengan kondisi dalam sebuah lembaga pendidikan. Apa saja yang harus dipelajari hingga tahapan materi yang mesti dipelajari telah disusun secara sistematis (meskipun banyak juga lembaga pendidikan musik yang sama sekali tidak memiliki sistem pengajaran. Ini parah sekali, lihat disini juga jual sprei ). Tetapi sesungguhnya materi yang akan dipelajari oleh otodidak maupun akademis adalah sama. Maka kuncinya adalah pahami dahulu “petanya” agar tidak tersesat. Jika belajar dengan buku, bedakanlah antara buku yang memberi ilmu secara “instan” dengan buku yang membahas suatu masalah dari pokok persoalannya. Hal ini hampir sama dengan ungkapan: berilah kail jangan cuma ikan. Dengan pengetahuan yang mengakar membuat banyak persoalan menjadi jauh lebih mudah dipecahkan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersifat instan yang hanya memberi satu jawaban untuk satu persoalan.

Lembaga pendidikan seperti dj school bagi yang belajar musik di lembaga pendidikan, tempat kursus, ataupun private di rumah, tentu bebannya jauh lebih sedikit. Karena materi telah dipersiapkan. Sehingga siswa tinggal berkonsentrasi menerima pelajaran yang diberikan. Tetapi perlu diwaspadai, karena tidak semua lembaga pendidikan musik memiliki sdm dan sistem yang kredibel. Kesuksesan sebuah proses belajar mengajar tergantung dari tiga faktor: pendidik, anak didik, dan sistem pengajarannya.
Jadi belajar di manapun, asalkan ketiga faktornya mendukung, tentu hasilnya akan memuaskan. Persoalannya kemudian adalah, bagai mana cara mengetahui (terutama) seorang pendidik musik dan sistem pengajarannya cukup bagus? Seorang pemain yang bagus belum tentu dapat menjadi pendidik yang bagus. Sebelum memutuskan untuk belajar pada lembaga pendidikan tertentu atau seseorang yang dapat mengajar musik, lebih baik tanyakan dahulu tentang silabus pengajarannya.

tips membeli organ tunggal

Archive for the ‘midi keyboard’ tag
Tips Sebelum Membeli Organ Tunggal

without comments



1. Home entertainment
Jika untuk di rumah, berarti loe tidak begitu memerlukan keyboard (dangdut organ tunggal)yang sangat canggih. Mungkin yang loe butuhkan ialah bisa menyimpan berbagai macam style (musik pengiring) buatan/custom di samping style preset bawaan keyboard. Fitur style editor tidak terlalu di perlukan, apabila loe memang tidak berniat/tidak sempat untuk belajar membuat style sendiri. Dengan keyboard tanpa style editor/composer, loe harus membeli atau mendownload style-style buatan orang lain. Carilah tipe keyboard yang sudah banyak digunakan oleh banyak orang, karena ini memudahkan loe untuk mencari style di kemudian hari.

punya fasilitas song/sequencer midi. Ini mungkin wajib, jika loe belum terlalu bisa bermain keyboard. Maka fungsi keyboard loe bisa difungsikan seperti karaoke untuk mengiringi loe beserta keluarga menyanyi.

untuk hiburan di rumah rasanya tidak perlu menggunakan sound system terpisah. Berarti loe cuman butuh keyboard dangdut yang output dari internal speaker keyboardnya aja. Paling tidak volume dari si speaker tersebut tidak tertutup apabila seluruh anggota keluarga bernyanyi. Tapi volume internal speaker ini, jangan seperti di paksa.

2. Studio/ recording/ penata musik
disarankan keyboard dangdut tersebut mempunyai fasilitas sound edit. Ini sangat mempermudah loe dalam mencari dan membetuk sound baru ciri khas loe.carilah keyboard yang menyediakan sound yang flat, atau nature. Tidak terlalu banyak eq pada outputnya. Ini mempermudah pada proses mixing.
style editor/composer tidak di wajibkan, karena dengan fasilitas midi loe bisa menata musik lewat media sequencer lain.
midi di wajibkan. Minimal loe akan menggunakan koneksi midi untuk synchronize dengan sequencer/media rekam.

3. Organ tunggal
Jika digunakan untuk organ tunggal, maka akan sangat kompleks, meliputi :bisa untuk mengakomodir berbagai jenis lagu.
sound output harus bagus. Bagus di low, mid dan high.
ukuran dan bobot keyboard di sarankan yang bisa memudahkan loe untuk mobile. Tidak terlalu berat, tidak terlalu ringkih, dll.

sebaiknya menggunakan keyboard (cth untuk sewa organ dan sewa organ tunggal)yang punya fasilitas style editor, karena nantinya belum tentu style yang loe butuhkan tersedia di tempat lain, jadi loe bisa membuat style-style yang loe butuhkan lewat style editor ini.

untuk beberapa daerah, ada fanatisme merk yang tertanam di masyarakat. Pertimbangkanlah apakah ingin mengikuti trend merk(khususnya untuk sewa organ dan sewa organ tunggal) yang berkembang di daerah loe atau mau mencoba menggunakan merk lain yang belum pernah ada.

jika loe menggunakan jasa organ tunggal independent atau player sewaan, tanya kepada player tersebut dan beberapa player lain, merk dan tipe apa yang paling mereka sukai dan kuasai

softwer midi


Jalan – jalan di dunia maya, aku nemu software Midi Sequencer namanya MUSE, kayak group band aja ya? aku sendiri belum nyoba software-software yang berjalan di di OS Linux termasuk software ini.
Posting ini hanya untuk menambah referensi software-software midi sequencer sekaligus kalau temen-temen- sudah mencobanya bisa ikutan sharing disini.
spesifikasi Muse sebagai berikut :
  • Advanced jack audio routing possibilities.
  • Automation architecture for both MIDI and audio.
  • Better MIDI controller abstraction: available MIDI controller can be defined in instrument definition file (*.idf).
  • Integrated mixer with:
    • Unlimited number of inputs.
    • Unlimited number of outputs.
    • Unlimited number of tracks.
    • Unlimited number of aux’s.
    • LADSPA effects on all track types, both before and after fader.
    • Stereo/Mono track types.
  • interface changes, the TrackInfo pane is used more.
  • MIDI instrument definition files (*.idf).
  • Lots of customization options.
  • Shortcut editor.
  • Drag and drop import of MIDI files.
  • Drag and drop import of wave files.
  • Standard MIDIfile (smf) import-/export.
  • RTC (Real time clock) use for rock solid timing.
  • Advanced arranger with track and part abstractions.
  • MIDI editors:
    • Pianoroll.
    • Drum editor.
    • List editors.
    • Controller editors.
  • Realtime editing of “everything”.
  • Unlimited number of open editors.
  • Unlimited undo/redo.
  • Realtime and step-recording.
  • Multiple MIDI devices.
  • Unlimited number of tracks, both MIDI and audio.
  • Audio playback/recording.
  • Sync to external and internal devices/applications:
    • MTC/MMC.
    • MIDI Clock.
    • Master/Slave.
    • Jack transport enabled.
  • LADSPA effects.
  • Integrated softsynth architecture M.E.S.S
    • Several internal synths available.
    • Simple architecture for adding more synths.
    • support for industry standard Windows VSTi softsynths.
  • JACK enabled.
  • ALSA sequencer client.
  • LASH enabled (formerly LADCCA).
  • Raw MIDI device usage through ALSA.
  • XML based project files.
  • XML based configuration files.
  • project file contains complete app state (session data).
  • Application spanning Cut/Paste Drag/Drop.uses C++, QT3.2 GUI Library, STL.